Siap Aplikasi Lebih Luas, ITS Serahkan iStow ke KNKT
25 Februari 2023

Kampus ITS, ITS News — Setelah berkiprah dalam skala internasional sejak pertama kali dicetuskan pada tahun 2006, iStow besutan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang merupakan satu-satunya software stowage planning buatan Indonesia berpeluang untuk diaplikasikan lebih luas di Indonesia. Langkah tersebut diresmikan melalui penyerahan hasil inovasi iStow kepada Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Gedung Rektorat ITS Jumat (24/2).
Ketua KNKT, Dr Ir Soerjanto Tjahjono menyambut baik amanah yang diberikan ITS. Menurut Soerjanto, di sektor maritim Indonesia, iStow, software untuk perencanaan pemuatan kapal, nantinya bisa diterapkan pada semua kapal di Indonesia yang akan berlayar.
“Masalah utama dalam kasus tenggelamnya kapal saat ini adalah masalah stabilitas, disinilah peran iStow dibutuhkan,” jelasnya.
Sebagai salah satu pendukung utama iStow, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang diwakili oleh Kepala Divisi Kerjasama dan Pengembangan Beasiswa Agam Bayu Suryanto SE MBA menegaskan niatnya untuk terus mendukung iStow dan KNKT.
“LPDP bangga telah berkontribusi dalam menyukseskan pengembangan iStow selama ini. Kami akan terbuka untuk peluang penelitian dan potensi untuk pengembangan lebih lanjut, ”katanya.

International Certificate
Sementara itu, Kepala Peneliti iStow ITS, Dr Ing Ir Setyo Nugroho menjelaskan saat ini iStow telah mengantongi berbagai sertifikat internasional dengan kredibilitas tinggi. Inilah yang dia yakini bahwa penerapan iStow telah diakui aman secara global.
“iStow menggunakan perhitungan stabilitas dan kekuatan kapal dengan kriteria keselamatan International Maritime Organization (IMO),” ujar Kepala Departemen Teknik Transportasi Laut ITS tersebut.
Pria berkacamata ini menjelaskan lebih dalam, saat ini kondisi kapal di Indonesia masih banyak yang harus menggunakan standar perhitungan muatan yang baku. Mulai dari rawan human error hingga akurasi perhitungan yang tidak memenuhi standar, hal ini pula yang memicu banyaknya kecelakaan laut yang masih terjadi.
Melanjutkan pernyataan tersebut, Ketua KNKT mengakui bahwa saat ini stowage plan dilakukan secara manual dengan tingkat kesalahan yang tinggi. Peran iStow akan menjadi peluang baru dan tantangan masa depan bagi sektor maritim di Indonesia.
“iStow telah dibantu dengan transformasi digital, sehingga proses perencanaan pemuatan menjadi cepat,” jelasnya.

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama dan Kealumnian ITS, Bambang Pramujati, ST MSc Eng Ph.D., mengatakan selama mengembangkan iStow selama kurang lebih 17 tahun, LPDP telah memberikan banyak dukungan yang dapat dimanfaatkan dengan sangat baik. “Hal ini juga memicu optimalisasi pengembangan iStow dapat tercapai,” ujarnya.

Menyinggung prospek iStow, Bambang menyatakan bahwa ITS membutuhkan dukungan lebih banyak mitra industri untuk mewujudkan harapan inovasi ini guna meningkatkan keamanan maritim. “Di sinilah ITS percaya bahwa KNKT dapat memanfaatkan iStow secara lebih progresif dan komprehensif,” ungkapnya optimis. (Humas ITS)