Keselamatan pelayaran, antisipasi potensi resiko kendaraan listrik di kapal penyeberangan

30 Januari 2024

Perkembangan teknologi kendaraan listrik semakin merambah ke sektor transportasi laut, khususnya dalam konteks angkutan kapal penyeberangan. Meski memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, kendaraan listrik yang menggunakan kapal penyeberangan menghadapi sejumlah tantangan. Menurut situs Katadata, proyeksi penjualan mobil listrik di Indonesia bisa mencapai 65.000 unit di tahun 2030. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi pengguna mobil listrik yang besar perlu menyiapkan berbagai antisipasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi laut akibat adanya pengguna mobil listrik yang menggunakan jasa kapal penyeberangan.

Kemungkinan-kemungkinan resiko yang timbul akibat hal tersebut semakin menuntuk berbagai pihak untuk dapat menyiapkan strategi untuk melakukan pencegahan dan antisipasi, terlebih ketika ada moment tertentu dimana jumlah pengguna angkutan kapal penyebarangan sedang tinggi, contohnya saat momen mudik lebaran dan juga libur Natal dan Tahun baru. Semua pihak bagik pembuat kebijakan, pemilik kapal maupun pengguna jasa harus aware pada kondisi ini.

Dengan adanya ancaman resiko yang terjadi, secara eksplisit peraturan penanganan kendaraan listrik di atas kapal masih belum memiliki peraturan yang pasti. IMO sebgai induk maritim dunia masih belum mengeluarkan peraturan tentang hal tersebut. Sehingga beberapa organisai di dunia mengeluarkan Guidance untuk pengangan kendaraan listrik dia atas kapal, seperti European Maritime Safety Agency (EMSA) dan Biro Klasifikasi dari Jepang, ClassNK.

Keselamatan pelayaran, antisipasi potensi resiko kendaraan listrik di kapal penyeberangan

Keselamatan pelayaran kendaraan listrik (2024). Foto: Pranala Digital Transmaritim

Guidance yang diberikan oleh European Maritime Safety Agency (EMSA) untuk penanganan kendaraan di atas listrik adalah pengecekan batas beban dan stabilitas kapal serta operator harus memilah kendaraan konvensional dan kendaraan listrik saat pemuatan, ini dilakukan untuk tahap indentifikasi kendaraan. Sehingga menurut EMSA dengan dilakukan identifikasi kendaran yang tepat maka seluruh kru kapal harus waspada dan mempunyai akses inforamasi tentang lokasi spesifik kendaraan listrik yang sesuai dengan stowage plan yang sudah dibuat.

Sedangakan dari sisi Klasisifikasi, ClassNK memberikan guidance antara lain memberikan notasi klas tambahan untuk kendaraan listrik, melakuan indentifikasi lokasi kendaraan listrik pada stowage plan untuk antisipasi, agar dapat melakukan pemadaman ekstra untuk kendaraan listrik yang mengalami kebakaran serta memberikan selimut apik (fire blanket) pada kendaran non listrik yang terparkir di sekitar kendaraan listrik, serta diberikan alat pending baterai dikendaraan listrik untuk mencegah baterai mengalamai overheat, yang dapat menjadi penyebab kebakaran.

Ada Beberapa strategi optimal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan kendaraan listrik saat berada di angkutan kapal penyeberangan.

1.    Pemantauan sistem Baterai:

Implementasi sistem pemantauan kondisi baterai secara real-time pada kapal dapat membantu mengoptimalkan pengelolaan daya. Dengan memantau performa baterai, operator kapal dapat mengantisipasi masalah potensial dan mengambil tindakan preventif. Salah satu Tindakan preventif yang dpat dilakukan adalah memastikan kondisi baterai kendaraan memiliki level kapasitas kurang dari 25% sebelum mamasuki kapal.

2.    Memberi pemahaman apada pemilik kendaraan:

Memberikan informasi kepada pemilik kendaraan listrik mengenai tata cara penggunaan selama perjalanan kapal, seperti menjaga level baterai agar tidak terlalu tinggi sebelum menaiki kapal, dapat membantu mencegah kebakaran dan kecelakaan selama kendaran listrik berada di kapal penyeberangan.

3.    Teknologi Pengisian Daya di Pelabuhan asal dan tujuan:

Mengembangkan teknologi pengisian daya di Pelabuhan asal dan Pelabuhan tujuan para pengguna jasa kapal penyebrangan dapat memberikan kenyamanan ekstra kepada pemilik kendaraan listrik. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pengawasan kapasitas baterai, sehingga pengguna jasa kapal penyeberanganan tidak khawatir setelah tiba di Pelabuhan tujuan mereka dapat langsung menggunakan fasilitas pengisian daya.

Transportasi laut menjadi bagian penting dari sistem transportasi global, dan integrasi kendaraan listrik dengan angkutan kapal penyeberangan menawarkan potensi besar untuk mengurangi dampak lingkungan. Seiring dengan potensi tersebut, resiko yang muncul juga perlu dilakukan antisipasi dengan berbagai Tindakan prevenrtif yang dapat meminimalisasi resiko kecelakaan kapal sehingga tetap dapat meningkatkan factor keselamatan pelayaran. Dengan mengadopsi strategi optimal, dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan transportasi laut yang berkelanjutan. Kolaborasi antara industri perkapalan, produsen kendaraan listrik, dan pemerintah menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini.

Baca artikel ini di LinkedIn