Rabu, 11 November 2020, 20:40 WIB
Reporter : Dyah Ayu Setyorini
Surabaya (beritajatim.com) – Sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap perkembangan inovasi yang ada di perguruan tinggi, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan Anugerah Perguruan Tinggi Inovatif 2020 kepada sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang dinilai terbaik. Salah satunya adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang meraih penghargaan dalam kategori Manajemen Inovasi yang resmi diumumkan di Auditorium Gedung BJ Habibie, Jakarta.
Melalui gebrakan berjudul Tata Kelola High Impact Research untuk Mewujudkan Inovasi Unggulan, ITS berhasil masuk dalam tiga besar terbaik dari tiga perguruan tinggi yang membawa pulang penghargaan tersebut.
Wakil Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS Dr Eng Kriyo Sambodho ST MEng menjelaskan, pengukuran kinerja inovasi ini merupakan indikator-indikator inovasi yang relevan terhadap kondisi ITS, karena melalui proses kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara scientific. “Dengan adanya suatu sistem inovasi yang dikelola secara baik, maka diharapkan produktivitas hasil inovasi ITS dapat meningkat,” ungkap Dhodot, sapaan akrabnya, Rabu (11/11/2020).
ITS sendiri memiliki lima sektor utama yang dibahas dalam konsep high impact research sebagai inovasi yang diajukan untuk penilaian perguruan tinggi inovatif. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Dhodot, kelima sektor tersebut di antaranya terdiri dari kebijakan, kelembagaan, sumber daya, jejaring, dan yang terakhir adalah hasil inovasi. Masing-masing sektor memiliki latar belakang yang bertujuan untuk mendukung hilirisasi riset ITS secara nasional sekaligus publikasi internasional.
Dari sektor kebijakan, ITS bertujuan untuk membudayakan penciptaan karya inovatif, meningkatkan kemampuan investor, meningkatkan dukungan inovasi pada anggaran ITS, mengorientasikan riset pada produk inovatif, dan hilirisasi produk secara internasional. “Kami melakukan perubahan Organisasi dan Tata Kerja (OTK), pola strategi konsorsium, pola topik penugasan dan keilmuan, adanya komersialisasi melalui PT ITS Tekno Sains, dan tujuan utamanya menghasilkan flagship dan finansial,” terang dosen Departemen Teknik Kelautan tersebut.
Sementara pada sektor kelembagaan, lanjut Dhodot, ITS mendorong kelembagaan dalam pusat penelitian dan inovasi atau Kawasan Sains dan Teknologi (KST) ITS. Demikian adanya, dalam memajukan KST tersebut, ITS mengoptimalkan peran dosen sebagai peneliti, tenaga pendidik, dan juga mahasiswa melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI PT). Adapun kebijakan inovasi yang digulirkan adalah i-Boat dan i-Car serta konsorsium keilmuan dengan bekerja sama dengan masyarakat, industri, alumni, dan pengguna.
Pada sektor sumber daya, Dhodot menjelaskan bahwa ITS mendorong PUI-PT dan KST ITS dengan beberapa klaster berupa maritim, otomotif, industri kreatif, dan robotika. “Kami mengadakan kegiatan rutin seperti open recruitment, pelatihan pendampingan, business matching, Kelas Inkubator Start Up Inovasi (KINSOV) berupa kelas inkubasi start-up inovasi, pitching, dan lain-lain,” papar dosen kelahiran 1974 tersebut.
Sektor keempat adalah jejaring, yakni ITS mendorong tren dari profil kerja sama dengan pemerintah, perguruan tinggi yang lain, industri, sampai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya grafik kerja sama setiap tahun. Pada tahun 2017 saja, profil kerja sama ITS mencapai angka Rp 142,9 miliar dan meningkat hingga Rp 276,8 miliar pada tahun 2019.
Terakhir, pada karya inovasi, ITS memiliki banyak subkategori atau klaster terkait produk inovatif yang berhasil diciptakan. Adapun klaster-klaster tersebut terdiri dari klaster otomotif dengan produk Gesits dan mobil hybrid, juga klaster industri kreatif dengan produk berupa rancang bangun eksterior dan interior carbody pada Light Rail Transit (LRT) dan Medium Speed Train, kursi penumpang sleeper seat, dan desain digital untuk keperluan medis.
Tidak cukup sampai di sana, ada pula klaster IC robotik dengan produk berupa mobil otonom intelligent Car (i-Car), face shield, robot Raisa, bilik sterilisasi, dan lain sebagainya. Selain itu, juga ada klaster maritim dengan produknya yang berupa sistem keamanan maritim yang disebut AISITS dan piranti lunak perencanaan pemuatan kapal bernama iSTOW (Stowage Planning Software). “Jadi ada empat klaster dalam hal hasil inovasi yang ada di ITS,” pungkas Dhodot.
Adanya anugerah ini diharapkan mampu memberi apresiasi dan penghargaan kepada Perguruan Tinggi atas prestasinya dalam memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam upaya mendukung penguatan inovasi untuk kemandirian bangsa. Tidak hanya itu, Anugerah Perguruan Tinggi Inovatif juga diharap mampu mendorong sivitas akademika agar dapat terpacu dalam meningkatkan inovasi, baik sebagai individu maupun kelembagaan, dalam rangka meningkatkan kemandirian bangsa.