Mengenal BAPLIE dan EDIFACT
3 September 2024
Mengenal BAPLIE dan EDIFACT (2024). Photo: Pranala Digital Transmaritim
Industri maritim telah memasuki era digitalisasi, di mana pengelolaan kargo dengan akurasi tinggi menjadi krusial. Di sinilah BAPLIE, sebuah pesan spesifik dalam format EDIFACT, memainkan peran penting sebagai pilar utama dalam operasi pengapalan global. Namun, apa itu BAPLIE, dan bagaimana pesan ini digunakan dalam logistik maritim?
Apa Itu BAPLIE?
BAPLIE (Bay Plan Stowage Plan Occupied and Empty Locations) adalah format pesan EDIFACT yang dirancang untuk menyampaikan informasi detail tentang penempatan dan kondisi kargo di atas kapal, terutama kontainer. Pesan ini mencakup data seperti nomor kontainer, berat kotor terverifikasi (VGM), jenis kontainer, dan lokasi penempatannya di atas kapal. Dengan menggunakan BAPLIE, seluruh pemangku kepentingan mulai dari operator pengapalan hingga operator terminal dapat memastikan bahwa rencana muat kapal sesuai dengan yang direncanakan, dan semua pihak dapat mengakses informasi yang sama secara real-time.
Sejarah Singkat BAPLIE dan EDIFACT
Standar pertukaran data elektronik (EDI) dalam logistik maritim pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an. Saat itu, industri di seluruh dunia mulai menyadari kebutuhan akan sistem yang terstandarisasi untuk memfasilitasi pertukaran dokumen bisnis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil peran dalam pengembangan EDIFACT (Electronic Data Interchange for Administration, Commerce, and Transport), yang diresmikan sebagai standar internasional pada tahun 1987.
Seiring berkembangnya teknologi, kebutuhan untuk pesan yang lebih spesifik dalam konteks pengapalan menjadi semakin penting. Di sinilah BAPLIE masuk, sebagai salah satu pesan EDIFACT yang dikhususkan untuk industri maritim, yang dikembangkan oleh Ship Message Design Group (SMDG). Versi terbaru yang saat ini digunakan adalah versi 3.1.1 D.13B.
Struktur dan Cara Penggunaan BAPLIE
Pesan BAPLIE disusun dalam segmen-segmen yang masing-masing berisi informasi spesifik mengenai kontainer di atas kapal. Setiap segmen memiliki elemen data yang berbeda, seperti:
- LOC (Location Identification): Memberikan informasi tentang lokasi fisik kontainer di atas kapal.
- MEA (Measurements): Mencatat pengukuran terkait kargo, seperti berat kotor dan berat bersih.
- FTX (Free Text): Menyediakan ruang untuk mencatat informasi tambahan yang tidak tercakup dalam segmen lain.
Untuk menggunakan BAPLIE, operator kapal akan mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang kargo sebelum keberangkatan. Data ini kemudian dimasukkan ke dalam format BAPLIE dan dibagikan kepada terminal, agen pelabuhan, dan pihak lain yang berkepentingan. Ini memungkinkan semua pihak untuk memiliki visibilitas penuh terhadap muatan kapal, sehingga dapat mengatur operasi bongkar muat dengan lebih efisien.
Contoh Penggunaan BAPLIE dalam Operasi Sehari-Hari
Misalkan sebuah kapal kontainer besar akan tiba di pelabuhan internasional yang sibuk. Menggunakan BAPLIE, Kapten Kapal/Chief Officer dapat mengirimkan informasi lengkap tentang muatan kapal, termasuk kontainer yang harus dibongkar dan kontainer yang akan tetap di atas kapal untuk pelabuhan berikutnya. Dengan data ini, operator terminal di pelabuhan dapat merencanakan proses bongkar muat dengan efisiensi maksimal, mengurangi waktu yang diperlukan untuk setiap kapal berlabuh.
Selain itu, BAPLIE memungkinkan terminal untuk menghindari kesalahan dalam penempatan kontainer, yang bisa menyebabkan masalah besar seperti ketidakseimbangan kapal atau kesulitan dalam menemukan kontainer tertentu. Dengan demikian, penggunaan BAPLIE tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga keselamatan dan kepatuhan terhadap regulasi internasional.
Beberapa Negara yang Mewajibkan Penggunaan BAPLIE
Sebagai contoh, di beberapa pelabuhan besar seperti Pelabuhan Rotterdam di Belanda, penggunaan BAPLIE diwajibkan bagi semua kapal kontainer yang masuk dan keluar.
Contoh lain adalah Singapura, yang dikenal sebagai salah satu pusat maritim terbesar di dunia. Otoritas Pelabuhan Singapura (PSA) menerapkan kebijakan serupa, di mana penggunaan BAPLIE dan standar EDIFACT lainnya menjadi keharusan untuk memastikan bahwa semua operasi pengapalan dilakukan sesuai dengan standar internasional. Hal ini membantu Singapura mempertahankan posisinya sebagai salah satu pelabuhan paling efisien dan aman di dunia.
Manfaat Utama BAPLIE dalam Industri Maritim
Adopsi BAPLIE dan standar EDI lainnya membawa berbagai manfaat bagi para profesional maritim dan logistik, termasuk:
- Pengurangan Biaya: Mengurangi konsumsi kertas dan tinta, serta biaya kurir dan faks.
- Efisiensi Waktu: Pertukaran informasi yang lebih cepat dan tepat waktu memungkinkan penyelesaian tugas dengan lebih cepat.
- Pengurangan Kesalahan: Dengan data yang terstandarisasi, risiko kesalahan dan kebingungan diminimalkan.
- Keberlanjutan Lingkungan: Dengan berkurangnya penggunaan kertas, dampak lingkungan juga dapat diminimalkan.
Masa Depan BAPLIE dan Digitalisasi Maritim
Seiring dengan semakin meluasnya digitalisasi dalam industri maritim, peran BAPLIE dan EDIFACT akan terus berkembang. Pesan-pesan ini akan menjadi semakin integral dalam operasi pengapalan, membantu memastikan bahwa semua proses berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan standar keselamatan internasional.
Bagi siapa pun yang terlibat dalam logistik maritim, memahami dasar-dasar BAPLIE atau EDIFACT adalah langkah awal menuju pengelolaan pengapalan yang lebih baik. Mari kita terus mendorong inovasi di industri ini dengan mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi terbaru. Mari mengenal implementasi BAPLIE dan EDIFACT menggunakan stowage plan software bersama iStow!